A.
PENDAHULUAN
Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan
tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan
bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat
untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang
mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan
dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat
potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek
teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki
kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah
mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese
mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya
dengan sawi, sedang orang Sunda menyebutnya dengan sasawi.
B.
JENIS – JENIS SAWI
Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang
biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi
huma.
·
Sawi
putih (Brassica rugosa)
: Sawi putih (Brassica rapa convar.
pekinensis; suku sawi-sawian
atau Brassicaceae
) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut
juga sawi cina. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat
dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam),
dalam capcay,
atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral.
·
Sawi
huma (Brassica juncea)
: Ini adalah suatu varietas berbatang panjang dan berdaun sempit. Tanaman ini
tak tahan terhadap hujan, tak mudah diserang oleh ulat. Sawi ini berbulu dan
rasanya tajam. Biasanya banyak ditemukan di sawah-sawah dan hanya dimakan
di pedalaman.
·
Sawi
hijau (Brassica juncca)
: Varietas berdaun besar dan hidup di tanah kering dari tanaman yang sama ini
rasanya agak tajam. Biasanya sawi hijau banyak dijadikan asinan untuk konsumsi
penduduk golongan Cina.
C.
SYARAT TUMBUH
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut
asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan
tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
1.
Iklim
: Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa
dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.
Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran
tinggi.
2.
Daerah
: Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
3.
Tanah
: Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung
humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang
optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
4.
Cuaca
: Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang
tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara
teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang
sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi
tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian,
tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
D.
PENGADAAN BIBIT
1.
Benih
Benih
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik
akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk
setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih
coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang
baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air,
suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih
harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang
kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi
yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan
dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih
dari 3 tahun. (Fahrudin.2009)
2.
Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan
penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan
untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar
untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan
yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari
bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah
ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian
pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk
kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan
agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila
daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini
dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu
sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2
- 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah
kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). (Eko,2005)
3.
Persemaian/pembibitan
Menurut Susila 2006
cara persemaian pada sawi dapat dilakukan dengan beberapa tahap:
§
Rumah Bibit : Rumah bibit dibuat dari
bambudengan atap plastic polietilen, lebar 1,5 metertinggi bagian depan 1,3
meter dan bagian belakang 1 meter dan panjang sesuai dengan keperluan. Panjang
bedengan 1-3 meter tergantung kebutuhan bibit yang akan ditanam. Bedengan
pembibitan dibuat pada lahan 80-120 cm.
§
Penyemaian Benih : Dua minggu sebelum tabur
benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang yang telah
ditambahkan dengan 20 kg urea 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl.Benih ditabur pada
permukaan bedengan pembibitan, selanjutnya benih ditutupi dengan tanah halus
setebal 1-2 cm
§
Transplanting
: Isi panel semai dengan media semai sampai penuh dan basahi dengan air. Benih
yang sudah sampai berdaun 2-3 helai maka tanaman dapat dipindahkan ke panel
semai untuk satu benih untuk setiap satu lubang tanaman. Simpan panel semai
didalam rumah bibit sampai siap tanam (3-4 minggu)
Tempat persemaian perlu dipilih pada tempat
bedengan 1-3 meter yang bebas hama penyakit, dekat dengan air dan bukan bekas
persemaian untuk menghindari adanya hama dan penyakit tanah yang berbahaya,
(b) Tanah persemaian terdiri dari campuran tanah olah yang halus dicampur
dengan pupuk kandang yang telah masak dengan perbandingan volume 1:1. Bedengan
persemaian lebarnya 100-120 cm, tinggi 20-25 cm, diberi atap menghadap timur
untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Biji sawi disemaikan dengan jarak (5-10)
cm x 10 cm, dalamnya tanam0,5-1 cm, kemedian ditutup tanah tipis-tipis,
Bibit dapat ditanam pada umur 3-4 minggu setelah semai, (f) Untuk 1 Ha
lahan dibutuhkan 500 gram biji sawi.(BPTP,2009.
4. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan
panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 - 30 cm dengan jarak
antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih
dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak
tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang
baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8
x 6 - 10 cm.(Fahrudin.2009)
E.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan adalah hal yang penting.
Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama
yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada
musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan
pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus
menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu
panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap
selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman.
Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap
yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman
ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau
terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan
biasanya dilakukan 2 - 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan
kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1
atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan
pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3
minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the
sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m
bedengan. (Susila.2006)
Hama
dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi adalah ulat daun, kumbang daun
dan penyakit busuk akar, Pengendalian
hama penyakit dapat dilakukan secara mekanik. Hindari pemakaian pestisida dan
bila terpaksa usahakan pemakaiannya 2 minggu sebelum panen, (c) Gunakan
insektisida nabati dari bahan culan + kenikir masing-masing 100 gr/liter,
Azadirachtin (ekstrak biji nimba) 1,5 ml/liter dan Regant 50% 2 ml/ liter
efektif mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT) pada tanaman
sawi.(BPTP.2009)
F. PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman sawi dapat dipanen 40-50 hari dari
umur semai, pada tanaman yang baik,
dapat menghasilkan 1- 2 ton/ha. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memanen
sawi, yaitu mencabut seluruh tanaman, memotong pangkal batang, dan ada juga
yang memetik daunnya satu per satu. kegiatan pasca panennya adalah: 1)
Segeralah hasil panen dibawa ketempat teduh agar tidak cepat layu karena
terkena sinar matahari, 2) Lakukan pembersihan
dengan cara memotong bagian yang tidak penting atau membuang tanah yang ikut
pada sawi tersebut, kemudian dicuci untuk memperpanjang kesegaran sawi, 3)
Lakukan sortasi dengan cara membuang sawi yang kurang baik dan kotoran gulma
lainnya, 4) Susunlah sawi yang telah disortir dengan posisi berdiri, dan jangan
terlalu rapat, 5) Lakukan percikan air secukupnya untuk menghindari kelayuan
dan siap untuk dipasarkan.(Eko.2007)
G. KANDUNGAN GIZI
Sayur sawi kaya akan vitamin. Misalnya
vitamin A, B, C, E, dan K. Tak hanya memiliki banyak jenis vitamin,
kadar tiap vitamin pada sayuran ini ternyata juga sangat tinggi.Selain vitamin,
sayur sawi juga mengandung karbohidrat, protein dan lemak baik yang berguna
untuk kesehatan tubuh.
Zat lain yang terkandung dalam sayur
sawi adalah kalsium, kalium, mangan, folat, zat besi, fosfor, trptofon, dan
magnesium. Kandungan non-gizi yang ada dalam sayur
sawi adalah serat atau fiber yang kadarnya cukup tinggi. (Anneahira.2011)
H.
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
§ Ulat titik tumbuh
(Crocidolomia binotalis Zell.).
§ Ulat tritip (Plutella maculipennis).
§ Siput (Agriolimas
sp.).
§ Ulat Thepa javanica.
§ Cacing bulu (cut worm)
2. Penyakit
§ Penyakit akar pekuk.
§ Bercak daun
alternaria.
§ Busuk basah (soft
root).
§ Penyakit embun tepung
(downy mildew).
§ Penyakit rebah semai
(dumping off).
§ Busuk daun.
§ Busuk Rhizoctonia
(bottom root).
§ Bercak daun.
§ Virus mosaic.