Minggu, 02 Juni 2013

BUDIDAYA TANAMAN SAWI HIJAU





A.    PENDAHULUAN
Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebutnya dengan sasawi.

B.    JENIS – JENIS SAWI
Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.
·         Sawi putih (Brassica rugosa) : Sawi putih (Brassica rapa convar. pekinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae ) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi cina. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan  (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral.
·         Sawi huma (Brassica juncea) : Ini adalah suatu varietas berbatang panjang dan berdaun sempit. Tanaman ini tak tahan terhadap hujan, tak mudah diserang oleh ulat. Sawi ini berbulu dan rasanya tajam. Biasanya banyak ditemukan  di sawah-sawah dan hanya dimakan di pedalaman.
·         Sawi hijau (Brassica juncca) : Varietas berdaun besar dan hidup di tanah kering dari tanaman yang sama ini rasanya agak tajam. Biasanya sawi hijau banyak dijadikan asinan untuk konsumsi penduduk golongan Cina.
 
C.    SYARAT TUMBUH
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini.
1.     Iklim : Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
2.     Daerah : Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
3.     Tanah : Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
4.     Cuaca : Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.



D.    PENGADAAN BIBIT

1.     Benih  
 Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun. (Fahrudin.2009)

2.     Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 - 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2). (Eko,2005)

3.     Persemaian/pembibitan

Menurut Susila 2006 cara persemaian pada sawi dapat dilakukan dengan beberapa tahap:
§  Rumah Bibit : Rumah bibit dibuat dari bambudengan atap plastic polietilen, lebar 1,5 metertinggi bagian depan 1,3 meter dan bagian belakang 1 meter dan panjang sesuai dengan keperluan. Panjang bedengan 1-3 meter tergantung kebutuhan bibit yang akan ditanam. Bedengan pembibitan dibuat pada lahan 80-120 cm.
§  Penyemaian Benih : Dua minggu sebelum tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang yang telah ditambahkan dengan 20 kg urea 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl.Benih ditabur pada permukaan bedengan pembibitan, selanjutnya benih ditutupi dengan tanah halus setebal 1-2 cm
§  Transplanting : Isi panel semai dengan media semai sampai penuh dan basahi dengan air. Benih yang sudah sampai berdaun 2-3 helai maka tanaman dapat dipindahkan ke panel semai untuk satu benih untuk setiap satu lubang tanaman. Simpan panel semai didalam rumah bibit sampai siap tanam (3-4 minggu)
Tempat persemaian perlu dipilih pada tempat bedengan 1-3 meter yang bebas hama penyakit, dekat dengan air dan bukan bekas persemaian untuk menghindari adanya hama dan penyakit tanah yang berbahaya, (b)  Tanah persemaian terdiri dari campuran tanah olah yang halus dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak dengan perbandingan volume 1:1. Bedengan persemaian lebarnya 100-120 cm, tinggi 20-25 cm, diberi atap menghadap timur untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Biji sawi disemaikan dengan jarak (5-10) cm x 10 cm, dalamnya tanam0,5-1 cm, kemedian ditutup tanah tipis-tipis,  Bibit dapat ditanam pada umur 3-4 minggu setelah semai, (f)  Untuk 1 Ha lahan dibutuhkan 500 gram biji sawi.(BPTP,2009.

4.     Penanaman
 Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 - 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm.(Fahrudin.2009)

E.    PEMELIHARAAN
 Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 - 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. (Susila.2006)
 Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi adalah ulat daun, kumbang daun dan penyakit busuk akar,  Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan secara mekanik. Hindari pemakaian pestisida dan bila terpaksa usahakan pemakaiannya 2 minggu sebelum panen, (c) Gunakan insektisida nabati dari bahan culan + kenikir masing-masing 100 gr/liter, Azadirachtin (ekstrak biji nimba) 1,5 ml/liter dan Regant 50% 2 ml/ liter efektif mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT) pada tanaman sawi.(BPTP.2009)

F.    PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman sawi dapat dipanen 40-50 hari dari umur semai,  pada tanaman yang baik, dapat menghasilkan 1- 2 ton/ha. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu mencabut seluruh tanaman, memotong pangkal batang, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. kegiatan pasca panennya adalah: 1)  Segeralah hasil panen dibawa ketempat teduh agar tidak cepat layu karena terkena sinar matahari, 2)  Lakukan pembersihan dengan cara memotong bagian yang tidak penting atau membuang tanah yang ikut pada sawi tersebut, kemudian dicuci untuk memperpanjang kesegaran sawi, 3) Lakukan sortasi dengan cara membuang sawi yang kurang baik dan kotoran gulma lainnya, 4) Susunlah sawi yang telah disortir dengan posisi berdiri, dan jangan terlalu rapat, 5) Lakukan percikan air secukupnya untuk menghindari kelayuan dan siap untuk dipasarkan.(Eko.2007)

G.    KANDUNGAN GIZI
Sayur sawi kaya akan vitamin. Misalnya vitamin A, B, C, E, dan K. Tak hanya memiliki banyak jenis vitamin, kadar tiap vitamin pada sayuran ini ternyata juga sangat tinggi.Selain vitamin, sayur sawi juga mengandung karbohidrat, protein dan lemak baik yang berguna untuk kesehatan tubuh.  Zat lain yang terkandung dalam sayur sawi adalah kalsium, kalium, mangan, folat, zat besi, fosfor, trptofon, dan magnesium. Kandungan non-gizi yang ada dalam sayur sawi adalah serat atau fiber yang kadarnya cukup tinggi. (Anneahira.2011)

H.    HAMA DAN PENYAKIT
1.     Hama
§  Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
§   Ulat tritip (Plutella maculipennis).
§  Siput (Agriolimas sp.).
§   Ulat Thepa javanica.
§   Cacing bulu (cut worm)
2.     Penyakit
§  Penyakit akar pekuk.
§  Bercak daun alternaria.
§  Busuk basah (soft root).
§  Penyakit embun tepung (downy mildew).
§  Penyakit rebah semai (dumping off).
§   Busuk daun.
§  Busuk Rhizoctonia (bottom root).
§  Bercak daun.
§  Virus mosaic.